Selasa, 23 Desember 2008

PONOROGO



Perjalanan Reog di Desa Tercinta


Desa merupakan bagian dari kecamatan,dan kecamatan bagian dari kotamadya. Saya seorang gadis desa di Ponorogo. Desa penuh dengan budaya dan seninya. Dulu kala desaku ini terkenal dengan kebudayaannya yaitu seni reog. Banyak warga yang menekuni seni ini sampai-sampai menjadikan terkenal. Dengan adanya seni reog banyak inspirasi rakyat yang tersalurkan. Aku bangga dengan desaku karena dapat membudayakan seni khas atau asli dari Ponorogo. Di desaku ini ada sebuah group reog yang handal yang anggotanya mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Sering kali group reog ini tampil dari dasa ke desa,dari desa ke kecamatan,bahkan sampai ke kabupaten. Selain dapat menjunjung seni,desaku juga dapat juara kebersihan tingkat provinsi sejatim. Yang bersih itu merupakan bagian dari makna reog. Berbagai penghargaan diraih dengan kebersamaan dan menjunjung tinggi gotong royong. Gotong royong merupakan azas yang tidak dapat dipisahkan dari Ponorogo. Kota reog yang menjunjung kesatuan,keberanian,dan menjaga suci jiwa dan raga. Tapi sekarang setelah saya menginjak dewasa group reog yang dulu saya banggaka telah hilang entah kemana. Saya sebenarnya ingin sekali menghidupkan seni tapi apa daya tangan tak sampai. Pada bulan asuro ini khususnya Ponorogo,untuk setiap kecamatan di wajibkan mengirim perwakilan satu group reog. Sayang dari desaku tak satupun yang ikut.Walau begitu saya percaya kesenian reog patut menjadi tauladan atau contoh dalam kehidupan kita. Keberanian dan kegagahannya membawa satu kesatuan antara kucing,singa,burung merak,dan para dayang-dayangnya. Aku tetap bangga dengan reog yang dapat membawa harum kota Ponorogo sampai ke ujung dunia. Dan tetap menghiasi pandangan mata kita di sepanjang perjalanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar